PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI OLAHAN PANGAN KOMODITAS AGRO KAB. BANJARNEGARA

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, sebagai leading sector dan memiliki kewenangan di bidang perindustrian dan perdagangan yang bersifat lintas kabupaten / kota, aktif dalam pelaksanaan penyusunan rencana program, pelaksanaan fasilitas, monitoring, evaluasi, pelaporan, statistik dan dokumentasi di bidang perindustrian dan perdagangan, salah satunya dengan pengembangan potensi Agro di Provinsi Jawa Tengah

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah dan Inopak Institute telah aktif bekerja sama dan bersinergi dalam pengembangan dan pembinaan UMKM Bidang Agro di beberapa kota/kabupaten di Jawa Tengah antara lain, Magelang, Tegal, Brebes, Kebumen, Banyumas, Pekalongan kota dan kabupaten, Kendal, Batang, Pemalang, business matching dan kick off program di Bandungan dan beberapa program lainnya.

Pada tahun 2022, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah dan Inopak Institute berencana untuk melakukan pengembangan usaha, peningkatan kualitas serta kapasitas produk dan pendampingan bagi UMKM bidang Agro di beberapa kota dengan beberapa tahapan yang telah ditentukan.

Kegiatan Sesi Pertama

MUHAMMAD ARIF SAMBODO, SE, M. Si

MATERI 1“Pengembangan Potensi Olahan Pangan Lokal dan Re-orientasi Produk untuk Peningkatan Nilai Jual”.

Dalam materi 1, narasumber membuka sesi dengan diskusi proses produksi, cara pemasaran dan teknologi yang digunakan oleh peserta, dari diskusi tersebut, dibedah kendala dan tantangannya agar peserta dapat memahami kelemahan masing-masing, materi berlanjut dengan memberikan pengarahan dan metodologi untuk membuat produk baru, yang didukung oleh inovasi, teknologi, bahan baku dan administratif.

Peserta diberikan sebuah lembaran yang berisikan tabel rumus pengembangan dan inovasi produk, seiring berjalannya materi, peserta diminta narasumber untuk memasukan daftar potensi sumber daya agro yang ada disekitarnya, lalu dipilih salah satu produk tersebut untuk di kembangkan menjadi produk turunan yang bernilai ekonomis tinggi dengan teknologi yang mudah di dapatkan dilingkungan domisili peserta.

MATERI 2 “Branding dan Visualisasi Produk yang Tepat Sesuai dengan Segmen Pasar untuk Meningkatkan Nilai jual Produk”

Dalam materi 2, narasumber memberikan perbandingan beberapa produk yang ada dipasaran, lalu meminta peserta pelatihan untuk menganalisa komponen dari contoh produk yang dibawa, materi berlanjut dengan memberikan penjelasan pentingnya atribut produk, pemilihan kemasan, design produk serta HAKI bagi peserta.

MATERI 3 “Inovasi Proses Pengolahan untuk Menghasilkan Produk Pangan Berkualitas” Dalam materi 3, narasumber memulai kelas dengan bertanya kepada peserta mengenai proses produksi pangan olahannya, bahan tambahan apa yang digunakan dan teknologinya, kelas berlanjut dengan pemaparan bahan tambahan pangan yang dapat digunakan untuk mendukung peningkatan kualitas produk, dan di akhiri dengan sesi tanya jawab. Peserta selama proses materi berjalan, mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan peningkatan kualitas produknya, di antaranya bagaimana menggunakan pengawet alami untuk produk manisan carica dan salak, supaya tidak mengalami browning atau pencoklatan, selain itu ada juga pertanyaan mengenai cara pengolahan dan penambahan bahan pangan tambahan untuk mempertahankan kerenyahan produk gorengan, selama kelas berlangsung sebagian besar peserta menulis saran dan tips yang diberikan oleh narasumber.

CONDRO WIBOWO, STP MSI PHD, MM

MATERI 4 “Sesi Diskusi antar peserta dan narasumber – Brainstorming” Dalam materi 4, seluruh peserta melakukan diskusi usahanya secara langsung dan tatap muka per peserta dengan narasumber mengenai permasalah, tantangan, solusi manajemen serta desain kemasan.

SOLUSI YANG DIBERIKAN KEPADA PESERTA DI SESI 1

1.Memberikan formula alur pengembangan inovasi produk yang dapat dijadikan acuan
2.Menjelaskan atribut yang perlu dicantumkan dalam sebuah kemasan yang sesuai dengan peraturan yang berlaku
3.Memberikan nomor kontak bahan tambahan pangan Industri
4.Menjelaskan konsep penggunaan teknologi tepat guna yang dapat diterapkan di rumah produksi peserta
5.Mengajarkan cara penggunaan peralatan produksi dan cara mengoptimalkannya.

TUGAS YANG DIBERIKAN KEPADA PESERTA DI SESI 1 UNTUK PERSIAPAN SESI KE2

  • 1.Perbaikan kualitas produk sesuai yang di ajarkan di kelas maupun hasil kunjungan ke tempat produksi, peserta diminta untuk membuat produk dengan cara pengolahan yang telah diajarkan untuk dibawa ke kelas pada sesi berikutnya, dengan harapan peserta dapat melihat langsung perbedaan dan membandingkan kualitas yang di dapat.
  • 2.Membuat daftar harga bahan baku, tenaga kerja dan operasional produk/perusahaan. Tugas diberikan agar peserta dapat secara tepat menghitung detail berapa harga jual yang layak dan tepat, sehingga jelas berapa keuntungan yang mereka dapat untuk keberlangsungan usahanya.
  • 3.Membuat beberapa pilihan merk bagi peserta yang belum memiliki merk terdafatar di HAKI. Perserta diberikan tugas untuk menentukan minimal 3 nama merk yang akan diajukan dan di cek ketersediaanya di Dirjen HKI.

Kegiatan Sesi ke Dua

MATERI 1 “Cara Perhitungan Bisnis yang Tepat untuk Penentuan Harga Pokok Produk dan 3 Tingkatan Harga Jual.”

Dalam materi 1,narasumber mengawali kelas dengan bertanya kepada peserta harga jual produk masing-masing, lalu dijelaskan pentingnya perhitungan harga produk dengan baik dan benar, narasumber lalu menjelaskan poin-poin yang harus dimasukan dalam perhitungan suatu produk dan menggabungkan dengan tugas yang diberikan di sesi 1. .

MATERI 2 “Strategi Pemasaran offline sebagai perencanaan penetrasi retail pasar modern”

Dalam materi 2, narasumber melanjutkan dari materi 1 mengenai perhitungan produk dan nilai jual yang telah ditemukan, dari tiga harga tersebut lalu ditentukan mana harga yang paling cocok diberikan ke konsumen akhir. Dalam materi ini, peserta di ajarkan teknik memetakan pasar, membuat janji untuk bertemu, serta tips dan trik negosiasi ketika presentasi produk.

Kegiatan Sesi ke Tiga

MATERI 1 “Launching Inovasi Produk dengan desain kemasan baru”

Dalam materi 1, narasumber mengawali kelas dengan bertanya kepada peserta mengenai tugas dari sesi ke 2, lalu di cek satu persatu. Materi dibuka dengan memanggil setiap peserta dan diperlihatkan design kemasan sebelum dan sesudah design baru yang telah dibuatkan berdasarkan hasil diskusi di sesi ke 1 dan ke 2.

MATERI 2 “Pengemasan Produk dengan menggunakan Kemasan yang telah diupgrade dan Penyusunan Display Produk ”

Dalam materi 2, peserta melakukan pengemasan produk yang telah meningkat secara kualitas produk, sudah benar dari perhitungan harga dan nilai jual lalu dikemas dengan design kemasan terbaru.

MATERI 3 “Gelar Produk dan Penutupan”

Dalam materi 3, seluruh rangkaian acara yang berjalan hampir 2 bulan, dari sesi 1, sesi 2 sampai penyerahan design kemasan di sesi ke 3 secara resmi ditutup.

Program Pengembangan Industri Olahan Pangan Komoditas Agro Kabupaten Banjarnegara Tahun Anggaran 2022 telah dilaksanakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah dan Inopak Institute. Program tersebut berhasil membantu para pelaku IKM komoditas olahan makanan dan minuman di Kabupaten Banjarnegara dalam melakukan peningkatan kapasitas keilmuan dan keahlian di bidang penggunaan teknologi pangan yang tepat, branding produk, standarisasi kemasan yang baik secara fungsional, administratif, maupun estetis, cara perhitungan bisnis yang tepat, pemasaran yang efektif baik  offline maupun online, dan penggunan TTG (Teknologi Tepat Guna). Serangkaian proses transfer pengetahun dan keahlian dalam bidang-bidang  tersebut menjadikan IKM Banjarnegara tidak hanya mengalami kenaikan nilai jual produk, tetapi kualitas diri peserta sebagai seorang entrepreneur pun turut meningkat.

Melalui kegiatan yang bersifat aktif dan partisipatif, diantaranya; pemberian materi dan diskusi dalam kelas, diskusi intensif peserta satu per satu dengan tenaga ahli, coaching on the spot/ kunjungan langsung ke tempat produksi IKM serta pembentukan grup whatsapp peserta dan tenaga ahli untuk diskusi lebih lanjut di luar kelas; program ini berhasil menjawab keingintahuan dan antusiasme IKM Banjarnegara yang tinggi akan cara efektif dan aplikatif dalam hal peningkatan usaha yang mereka geluti.

Telah diterimanya output dari program ini oleh peserta IKM Banjarnegara berupa desain kemasan yang telah terstandar, serta ilmu dan keahlian yang dapat langsung dipaktekan dalam proses peningkatan nilai jual produk tersebut menjadikan peserta IKM Banjarnegara siap naik kelas. Terlebih pula, adanya program maintenance peserta selama 1 tahun, perkembangan peserta akan selalu bisa dimonitori dengan baik, dan peserta bisa mendiskusikan persoalannya bersama para tenaga ahli bilamana mendapatkan kendala dalam praktek pengaplikasian keilmuan dan keahlian yang telah didapatkan. Melalui rangkaian kegiatan dalam program ini, IKM Banjarnegara siap untuk naik kelas, tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik.

SARAN

Dukungan bagi IKM Banjarnegara masih bisa dioptimalkan secara lebih luas. Pemerintah maupun pihak-pihak terkait bisa berkontribusi lebih lanjut dalam memberikan dukungan bagi kemajuan IKM Banjarnegara tersebut seperti penyediaan kebutuhan legalitas produk, promosi dan penyaluran produk yang lebih luas, penyediaan event-event yang mendongkrak pengenalan produk IKM banjarnegara secara lebih baik, dan lain sebagainya. Kemajuan IKM Banjarnegara adalah cita-cita bersama, maka dukungan, kontribusi, dan keandilan dalam proses pengembangnnya pun adalah tugas bersama.